Cagar Alam Telogo Ranjeng

Kawasan CA Telogo Ranjeng pertama kali ditunjuk sebagai kawasan cagar alam berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 25 tanggal 11 Januari 1925, seluas � 48,5 Ha. Status tersebut telah diperkuat dengan SK Penunjukan Menteri Kehutanan N o . S K . 3 5 9 / M e n h u t - I I / 2 0 0 4 tanggal 1 Oktober 2004.

Keadaan Fisik Kawasan
CA Telogo Ranjeng termasuk dalam wilayah Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Topografi kawasan konservasi ini b e r b u k i t , b e r g e l o m b a n g , d a n b e r g u n u n g , d e n g a n k e a d a a n geologinya terdiri dari batuan tertier dan kwarter yang berasal dari gunung berapi, sedangkan jenis tanahnya latosol. Cagar alam ini berada pada ketinggian + 1.600 m di atas permukaan laut dengan temperatur harian berkisar antara 13O-27O C, dengan curah hujan rata-rata 600-1.100 mm/tahun.

Potensi flora
CA Telogo Ranjeng mempunyai tipe e ko s i ste m H u ta n H u j a n Tro p i ka Pegunungan Tinggi dan tipe ekosistem perairan berupa telaga, dengan flora p e n y u s u n n y a A n d e - a n d e a n (Antidesma tetrandrum), Anggrung (Trema orientale), Bancetan, Baros (Garcinia sp.), Berasan (Tarenna incerta), Cemara Batu (Casuarina sp.), Cemara Nyamplung (Casuarina sp.), Cengkek (Planchonella obovata), Dempul (Glochidion sp.), Gembleb, Geringging (Weinmannia blumei), Jerukan (Xanthophyllum excelsum), Kayu Putihan, Kebeg (Ficus sp.), Kemiren (Hernandia peltata), Kemiri (Aleurites moluccana), Kemiri Sepet, Kendung (Helicia javanica), Kina (Chinchona sp.), Kopeng (Ficus ribes), Pasang (Quercus sp.), Pelah (Dysoxylum alliaceum), Pinus (Pinus merkusii), Puspa (Schima walichii), Rukem (Flacourtia sp.), Sahang (Schefflera aromatica), Suren (Toona sureni).

Fauna
Keragaman fauna yang ada antara lain Bangau Hitam (Ciconia episcopus), Elang Bido (Spilornis cheela), Burung Sesap Madu (Melliphagidae), Ayam Hutan (Gallus sp.), Bajing (Sundasciurus sp.), Burung Bubut (Centropus sp.), Ciblek (Prinia familiaris), Cici Goci (Cisticola sp.), Gelatik Batu (Parus major), Burung Hantu (Otus sp.), Kacer ( C o p s y c h u s s a u l a r i s ) , K u t i l a n g (Pycnonotus aurigaster), Burung Pleci, Plentet (Lanius schach), Prenjak (Prinia subflava), Burung Puyuh (Turnix sp.), Burung Siung (Macronous sp.), Sriti (Collocalia esculenta), Burung Trinil (Tringa sp.), Tengkek (Halcyon chloris), Ikan Lele (Clarias batrachus) dan Wader (Puntius sp.).

Potensi Lainnya
Sesuai dengan namanya, di dalam kawasan cagar alam ini terdapat telaga air tawar seluas � 18,5 Ha, yang di dalamnya hidup ikan Lele dengan jumlah tak terhitung, yang menjadi ciri khas CA Telogo Ranjeng. Ikan Lele ini sangat jinak dan akan menyambut tamu yang datang dan mengerubuti makanan yang diberikan. Masyarakat setempat mengkeramatkan ikan Lele tersebut, sehingga tidak ada yang b e r a n i m e n g g a n g g u a t a u mengambilnya karena barang siapa yang mengambil ikan Lele dari telaga ini akan mendapat musibah.

Aksesibilitas
Kawasan ini dapat dicapai dengan rute Semarang-Tegal-Bumiayu-Kretek- Desa Pandansari, dengan waktu tempuh + 6 jam dan jarak + 245 km.


Aktivitas Dalam Kawasan